Thursday, December 14, 2006

Being a Housewife

Dah 3 bulan ini saya kembali ke rumah setelah kelayapan selama 2 tahun terakhir...
Pertama-tama ya agak awkward juga sih diam2 di rumah. Keluar rumah cuma beberapa kali seminggu kalau praktek. Pelan2 mulai membiasakan diri lagi dengan ritme kehidupan rumah setelah menjadi orang lapangan dan serasa 'single' lagi karena ya selalu keluar sendirian ke berbagai penjuru Indonesia dari barat sampai ke timur (belum sampai dari sabang sampai merauke sih soalnya)...
Asli pertama-tama aneh banget, karena niat pertama kali saat sekolah adalah untuk membaktikan hidup bagi kepentingan orang banyak (cieee...)
Tapi setelah di ingatkan suamiku tersayang yang selalu sabar bahwa jihad terbesar adalah di rumah bersama keluarga... saya pelan2 mulai meredam keinginan- keinginan untuk selalu ada di luar.
Berat memang, tapi lama2 ada keasyikan tersendiri dalam keseharian saya yang baru...

Thursday, October 5, 2006

Setelah PTT...

Fiuuuh PTT sudah selesai...
Satu beban sudah terlepaskan...
Tapi bingung habis gitu mau ngapain
Antara sekolah, praktek, jalan2, atau diam2 dengan manis di rumah :(
Ngapain ya???

Tuesday, October 3, 2006

Aneka Motif Tenun Ikat NTT


Motif Insana Sotis (Kiri) dan Insana Buna


Motif Ende


Motif Insana Sotis (Atas) dan Sabu

Saturday, September 16, 2006

Tenun Ikat dari Kefa

Masa tugas PTT saya yang menjadi lebih singkat dari yang direncanakan membuat saya sempat kalang kabut mencari tenun ikat untuk kenang-kenangan maupun oleh2 khas dari tempat saya bertugas.
Selama 1 tahun terakhir saya tinggal di Kefamenanu, Kab. Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Di sini ada 2 macam motif tenun ikat yaitu motif Insana dan Biboki. Keduanya menunjukkan daerah asal motif tersebut. Motif Insana cenderung berwarna cerah menggunakan benang toko (istilah para penenun untuk benang yang biasa mereka beli di toko), jenisnya ada dua yaitu sotis dan buna. Tenun sotis permulaannnya rata seperti kain pada umumnya sedangkan buna ada bagian yang menonjol seperti dibordir dan kita agak sulit menentukan mana bagian yang luar dan dalam. Tentu saja yang motif buna harganya jauh lebih mahal ketimbang yang sotis. Sedangkan motif Biboki cenderung kalem menggunakan warna2 tanah.
Tenunan ini bisa kita dapatkan di Pasar Maubesi, sekitar 15 km dari Kefa ke arah Atambua, setiap hari Kamis. Di sana kita bisa menemui para penenun membawa langsung tenunannya ke pasar dan menjualnya di sana. Jika kita beruntung kita bisa dapat mendapatkan kain dengan kualitas baik dengan harga yang murah, tapi kalau lagi apes ya barang murah dengan kualitas seadanya, sehingga diperlukan kesabaran untuk memilih berbagai macam tenun yang disodorkan oleh para penenun di tempat terbuka sambil berdiri di pasar.
Sedangkan di kota kita bisa mendapatkannya di beberapa toko yang khusus menjual souvenir khas NTT, di sana barang2nya merupakan barang pilihan sehingga harganya cukup berbeda. Beberapa tempat yang disarankan:
- Biboki Art Shop di belakang Terminal Bis Kefamenanu
- Ibu Merry Niron, di depan Gereja Naesleu
Selain tenun ikat dalam bentuk lembaran, kita juga bisa mendapatkan tenun ikat yang sudah dibuat tas, dompet, kopiah, dasi, tempat alkitab, dll. Selain itu juga ada Kipas, tasbih, dan rosario cendana.

Tuesday, July 25, 2006

Pelengkap Madura Trip 1-3


Mercusuar di Sembilangan

Nasi Campur Toloto

Thanks berat buat Pak Rudy Sujanto atas kiriman fotonya :)

Tuesday, June 27, 2006

Surabaya - Timor

Kalau ada yang mau merencanakan trip ke P. Timor ini ada itinerarynya.
Surabaya - Kupang (Pesawat)
Ada 5 pilihan maskapai penerbangan:
Trans Nusa/Trigana Air/Pelita Air, 7 pagi
Merpati, 8 pagi
Sriwijaya Air,10 pagi
Batavia Air, 16.xx (lupa)
Lion Air , 17.55
Perjalanan udara ini memakan waktu sekitar 1 jam 40 menit tanpa transit.
Sesampainya di Bandara El Tari, kita dapat menggunakan taksi bandara untuk keluar. Biaya taksi ini sekitar 50 ribu untuk ke kota Kupang.
Jika ingin melanjutkan ke kota2 lain di P. Timor kita dapat menggunakan bus antar kota atau travel.
Bus antar kota dapat kita temukan di Terminal Oebobo. Tujuannya antara lain ke SoE, Kefamenanu, Atambua, Besikama, dll.
Sedangkan kalau memilih travel selain ke melewati ibukota2 kabupaten di P. Timor juga dapat membawa kita sampai ke Dili, Timor Leste. Kalau tidak salah ada 3 penyedia jasa travel sampai ke Dili tapi yang saya ingat kebetulan hanya 2 yaitu Timor Travel dan Leste Oeste.
Sedangkan yang berminat melanjutkan perjalanan ke pulau2 lain di NTT selain P. Timor, yaitu, P. Flores, P. Sumba, P. Alor, P. Rote, dll. Dapat menggunakan pesawat terbang atau kapal laut. Ada dua maskapai yang melayani penerbangan di propinsi ini yaitu Merpati dan Trans Nusa. Sedangkan jika memilih kapal laut dapat melalui Pelabuhan Laut Tenau.

Sunday, June 11, 2006

Bantul, 10 Days after the Quake


Now living on the street...

Indonesian Army helping villagers to 'ruin' the quake-damaged house

Thursday, June 1, 2006

Jogjakarta At Last....

It's very agonizing
when you see people around you are suffering
and you can do nothing to help them

It happens to me...
I live in agony to see them suffering
But I only watch them from my telly
I'm very embarassed
I'm able to go but I'm not going

Until my love one give his approval to go
Thanks honey...

Sunday, May 28, 2006

FORGIVENESS

Forgiveness is letting go of the pain and
accepting what has happened, because
it will not change

Forgiveness is looking at the pain,
learning the lessons it has produced
and understanding what we have learned

Forgiveness is starting over
with the knowledge we have gained

I forgive you and I forgive myself
I hope you can do the same

Madura Trip (1)

Dasar JSer, ada satu yang mau jalan ke Madura yang lain langsung menyusul. Dimulai dari rencana ke Festival Jajanan Surabaya yang batal karena jajanannya ndak tiiiit.... kemudian dimotori Yuyun yang sedang menelusuri makanan asli Madura dan berniat mewawancarai sumbernya langsung, kami gerombolan JSer Surabaya: Erni S, Rudy S, Peipei, dan saya sendiri langsung ‘menyusul’ kepergian Yuyun ke Madura.
Kami berempat (minus Yuyun yang sudah ada di Kamal) berangkat dari rumah Bu Erni dan Pak Rudy sekitar pukul 10.45 wib kmdn menuju Pelabuhan untuk menaiki ferry menuju Kamal, diam2 ini ternyata perjalanan petama Peipei mengunjungi “Negara Madura”, perjalanan melintasi Selat Madura selama kurang lebih 40 menit ditemani oleh goyangan ferry yang tumben2nya terasa.
Lawatan ke negara tetangga ini menghabiskan biaya 50 rb untuk 1 mobil + sopir, dan masing2 3rb rupiah untuk para penumpangnya
Setelah mendarat di Kamal dan menjemput Yuyun yang sudah nangkring di rumah sebelah mesjid yang tampak dari Selat Madura, kami meneruskan perjalanan menuju Bangkalan untuk mencoba Nasi Campur “Toloto” di warung Nyalete (bener gak ya nulisnya?) Nasi dengan teman: dendeng, daging Toloto, suun, dan sedikit sambal di pinggir piring langsung licin tandas saya libas. Bumbu Toloto tampangnya antara bumbu rendang dan bumbu rujak, tapi rasanya nggak kuat, warna merah, kental dan tidak pedas. Total kerusakan 4 piring nasi campur + 1 gelas es teh, 1 gelas es jeruk, 1 gelas jeruk hangat, 1 gelas teh hangat dan 1 botol coca cola (La Cola) adalah 43 ribu rupiah.

Madura Trip (2)

Setelah naga2 di perut diberi makan, kami sempat berkeliling-keliling tanpa arah dan memutuskan bertanya kepada pak Polisi (hehehe...) mengenai obyek wisata yang ada di Bangkalan, hasilnya: Mercusuar di Sembilangan, Air Mata Ibu dan apa lagi ya??? (Gak tau persis karena gak ikut nanya) Kami memutuskan pergi ke Mercusuar yang terletak di Sembilangan.
Jalannya jauh banget, melewati Pesarean HM Cholil ditambah setengah jam perjalanan dengan mobil. Untuk memasuki kompleks mercusuar tiap mobil dikenai tarif 3000 dan motor 500 rupiah. Mercusuar yang dibangun tahun 1879 (beda 100 tahun umurnya ma aku) pada masa Raja Willem III ini digunakan untuk menerangi pelayaran di Selat Madura, mempunyai ketinggian 60 meter dan terdiri dari 17 tingkat dengan anak tangga sejumlah 272 buah. What a sport!!! Cocok buat saya yang sudah hidup sedentary selama 3 bulan di Kefa. So, naiklah kami berlima sampai tingkat 16 dan melihat – lihat pemandangan sekitar Selat Madura. Dari sana kami bisa melihat Gresik dengan deretan cerobong asapnya. Surabaya tidak terlihat dari Mercusuar. Sayang, gerimis yang tiba2 datang mengganggu keasyikan kami mengamati pemandangan dari ketinggian...
Oya untuk dapat menaiki mercusuar ini kami diminta membayar 1000 per kepala untuk uang kebersihan oleh penjaga mercusuar.

Madura Trip (3)

Dengan alasan capek naik turun tangga setinggi 16 tingkat, saat kembali ke Bangkalan kami memutuskan untuk memberi makan naga2 kami yang kelaparan. Kali ini yang dituju adalah Warung Amboina yang terletak di depan alun2 Bangkalan, di sebelah Mesjid Jamek. Menu yang terkenal selain Nasi Petis adalah Soto Babat. Di sini kami memesan 2 piring nasi campur (nasi petis + kuah rawon), 1 piring nasi petis, dan 1 mangkok soto babat + empal. Total kerusakan setelah ditambah Sprite dan GreenSands adalah 44 ribu rupiah.

Daftar Buku

Berikut daftar buku2 yang aku beli selama di Surabaya & Malang:
1. The Zahir --> Thanks atas sarannya Prof! Bukunya bagus banget!!!
2. The Alchemist --> Dah pernah baca sih, tapi belum punya
3. By the River Piedra... --> idem no.2, mengenan masa2 menanti di Medan
4. Bumi Manusia --> Beli lagi, habis yang pertama beli gak dikembalikan ama mas ...
5. Sekuntum Nozomi (buku 3) --> mengenang Mei 1998
6. To Kill a Mockingbird --> Pengen aja
7. Sayap - sayap Patah --> idem no. 2
8. Pediatric On Call --> buat Ijang

Kayaknya daftarnya akan bertambah panjang dalam beberapa hari mendatang :)

Friday, May 12, 2006

To Do List

To Do List When I get home next month:
- Kompas - Gramedia fair (21-28 Mei 2006)
- Nonton film apapun yang baru (di Kupang gak ada bioskop)
- Hanamasa
- Nasi Udang Bu Rudy
- Festival Film Perancis (10-11 Juni 2006)
apa lagi ya???

"Winter" di Kefa

10 hari terakhir ini saya selalu sesak saat bangun pagi dan bersin2 kalo malam hari. Ternyata, musim dingin di Kefa sudah mulai..
Ceritanya, setiap di Australia masuk musim dingin, P. Timor juga kena getahnya, ya dingin banget di pagi dan malam hari, tapi cerah di siang hari. malahan sekarang ini, yang selalu membuat aku sesak dan bersin, masih belum terlalu dingin kata teman2 yang sudah lama di Kefa, puncaknya bulan Juni - Juli dan berkurang sekitar bulan Agustus.
Pengalaman baru n gak nyangka bakal ketemu saat2 dingin di P. Timor. Bayangan awalnya di P. Timor cuma ada panas, panas, dan panas.

Monday, May 1, 2006

Ternyata...

Ternyata ada 3 warnet di Kefa:
* Telkom (165 rp/menit)
* Jabalsur (15000/jam)
* Nggak tahu, tapi dekat kodim katanya Ade.

I'm Mourning :(

I'm mourning...
Orang yang saya kagumi telah berpulang. Semoga semangat dan kegigihannya dalam mempertahankan prinsipnya, kekritisannya tidak ikut mati, bisa memberi inspirasi bagi orang2 yang membaca karya2nya.
Selamat jalan Pramoedya Ananta Toer.

Sunday, April 23, 2006

Panti Rawat Gizi - Bitefa

Sekitar 1 bulan yang lalu saya diajak Yohan, dokter dari CARE International Indonesia, untuk mengunjungi Panti Rawat Gizi yang dikelola oleh CII di Bitefa, sekitar 15 km dari Kefamenanu.

Bahasa Indonesia? (Part Deux)

Bahasa Indonesia ala Kefa
* Hampir siang = Dini hari
* Sering - sering = Kadang - kadang
* Demam = panas menggigil
* Lonceng tangan = jam tangan
* Sakit baik = hamil
* Lak = pena koreksi

Sunday, March 26, 2006

After 6 Months

6 bulan telah berlalu sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di Kefamenanu...
Betah? So so. Nggak betah2 amat sih tapi masih bisa bertahanlah... Buktinya walaupun minggu ini lagi jutek aku lebih milih tinggal dibandingkan turun ke Kupang atau apapun.
Bertemu setiap hari ma pasien TB (program oriented or patient oriented?), Malaria (and knows about ACT directly), Gizi Buruk jauh berbeda dengan hanya membaca dan menghapalkannya dari buku teks.
Kemandirian dan mampu menyiasati keterbatasan yang ada juga suatu nilai lebih yang tidak saya dapatkan waktu saya sekolah dulu ataupun jika tetap memilih stay di Surabaya (walaupun harus balik lagi ke sana).
Tidak ada macet, pergi pulang ke RS, ke pasar, belanja kebutuhan sehari - hari masih bisa diekrjakan dengan berjalan kaki (biarpun jarang) sesuatu yang sudah lama tidak saya temukan di tempat asal saya.
Paling tidak hal2 di atas yang bisa membuat saya bertahan di sini, walaupun tidak ada mall, supermarket, toko buku (my sanctuary hiks...hiks).
Hanya saja ada hal2 yang sering membuat ingin segera angkat tas dan pulang...
Ada yang bsia nebak??