Monday, September 24, 2007

Displaced Persons Attract Outbreaks

Komentar dari Abblett di postingan saya tentang Bengkulu!!! Saat saya sudah di rumah membuat saya terhenyak, karena memang demikian adanya yang saya temukan selama di sana. Mungkin belum bisa benar2 disebut outbreak karena saya tidak memiliki data angka keseakitan dan kematian di daerah itu sebelum bencana sebagai pembanding. Tetapi memang ada peningkatan kasus penyakit2 tertentu seiring dengan bertambahnya hari.

Tidur di luar rumah baik di halaman maupun di hutan karena ketakutan tertimpa bangunan rumahnya sendiri atau tidak sempat melarikan diri saat tsunami datang, membuat mereka lebih terpapar dengan gigitan nyamuk. Belum lagi kurangnya pasokan air bersih membuat diare mulai menjangkiti balita –balita, beserta beberapa orang dewasa di sana.

Hal ini sempat saya sampaikan kepada dokter Puskesmas dan DInas Kesehatan setempat, jawabannya… “oh, kalo malaria dan diare biasa kok” Waks!!!

Bukan masalah biasa atau nggak deh… Masalahnya ini kondisi tidak biasa, Puskesmas perawatan hancur, Rumah Sakit kelebihan pasien. Pasien2 yang terkadang memerlukan perawatan pun ada yang ditolak. SO, apakah ini kondisi biasa? Jelas tidak!!

DI saat bencana datang, alangkah baiknya jika tenaga kesehatan selain difungsikan membantu kurangnya jumlah tenaga dan jangkauan ke daerah2 yang terisolasi tapi juga membantu mencegah terjadinya outbreak yang akan menambah beban di sana.

Bentuknya apa aja nih? Yang jelas terbayang pasokan air bersih harus terjaga, tempat buang hajat juga harus tersedia. Kejadian Mobil MCK terkunci di RS M Yunus Bengkulu juga menggelikan sekaligus membuat miris, banyak pasien dan keluarganya selain buang hajat di tetangga sekitar RS juga buang hajat di halaman.

Daerah endemis malaria membuat kelambu, insect repellent menjadi barang kebutuhan para korban bencana. Ketakutan untuk tidur di dalam rumah juga perlu diatasi. Masih cukup banyak rumah yang layak tinggal sehingga mereka tidak perlu tinggal di luar. Tetapi karena rasa takut yang seperti saya ceritakan di atas membuat mereka tidur di luar.

Banyak ya PRnya buat para pihak yang terjun ke bidang bencana. Padahal ini baru dari satu bidang lho, kesehatan. Belum bidang2 yang lain... Ayo siap2, negara kita kan termasuk yang rawan bencana alam :D

Thursday, September 13, 2007

Rehat Sejenak

Rehat dulu ya dari blogger... Karena mau pergi ke suatu tempat, yang sinyal aja entah ada atau nggak apalagi koneksi internet :D Sampai ketemu lagi ya :D

Monday, September 3, 2007

Nasi Krawu Buk Tiban

Sepulang dari Lamongan, saya sempat mampir sebentar ke kota Gresik untuk mencicipi salah satu dari sekian banyak makanan khas kota Gresik, yaitu Nasi Krawu. Pada kesempatan ini warung yang saya datangi adalah milik Buk Tiban di Jl. Abdul Karim 49, Gresik.

Nasi Krawu sendiri adalah nasi dengan potongan jerohan dan suwiran daging yang terendam minyak, ditaburi serundeng 2 warna (oranye dan kuning), mangut dan sambel kehitaman yang pedesnya gak ketulungan. Bagi yang tidak suka jerohan bisa memilih nasi krawu dengan suwiran daging saja.

Yang unik dari Nasi Krawu Buk Tiban adalah sebagian besar lauk yang dimasukkan ke dalam pincuk anda diambil menggunakan tangannya tanpa bantuan sendok (kecuali saat mengaduk daging dan mengambil sambel), dan nasi krawu disajikan dalam pincuk bukan piring.

Kalo nasi krawunya sendiri jangan ditanya rasanya, endang bambang gulindang deh… alias oke banget, apalagi buat penggemar masakan yang asin2 seperti saya :D tapi saya sama sekali belum pernah mencoba yang jerohan. Cuma buat yang gak suka pedas harus waspada sama sambelnya. Selain pedas sekali, warnanya sama dengan mangutnya yaitu hitam kecoklatan. Kalo mau main aman lebih baik minta tanpa sambel. Tapi kalo suka berpetualang dengan rasa, sambelnya sama sekali tidak boleh dilewatkan.

Warungnya sendiri, buka dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore. Letaknya di Jl. Abdul Karim 49, Telp: (031)3987191, Gresik di depan sebuah madrasah (MI Trate NU nek gak salah). Warungnya tidak terlalu besar, hanya menampung sekitar 10 – 12 orang. Karena tempatnya kecil, dan peminatnya banyak maka siap2 mengantri ya…

Harga satu porsi nasi krawu adalah 7000 rupiah, es jeruk nipis 2000 (tapi gak ada rasanya L ), hari itu saya juga membeli dagingnya untuk dibawa pulang dan dihargai 25000 lengkap dengan serundeng 2 warna, mangut, dan sambel. Hanya saja minyaknya agak kurang dari yang biasa disajikan.

So, jangan lupa mencoba nasi krawu kalau berkesempatan mengunjungi Gresik.