Thursday, August 28, 2008

Bekal Haji (dan Umroh Juga)

Di antara sekian banyak hal yang saya persiapkan untuk berangkat ke Baitullah pada musim haji yang akan datang, yang paling saya tunggu2 akhirnya datang juga :D Peta Mekkah n Madinah dari Fahmi yang barusan pulang umroh beberapa hari yang lalu.

Pasti banyak yang heran kok malah siap2 peta? Kok gak siap2 manasik atau baca2 buku tentang haji? Gini ceritanya.. karena saya berangkat sebagai petugas kesehatan, tentunya pengenalan medan perlu dong.. Apalagi kalo sampai harus merujuk pasien (duh moga2 yang sekloter ama aku sehat semua) harus tau mana yang terdekat dan kalo perlu tau fasilitasnya selengkap apa dan sesuai nggak dengan kegawatan pasien yang akan dikirim.

Makanya seneng banget pas tadi siang ketemu Fahmi n dia bawain peta2 itu… walaupun agak KO juga ama peta yang Madinah karena full bahasa Arab. Untung ada mertua yang bakal ketiban tugas menterjemahkan :D Kalo peta yang Mekkah oke punya tuh, soalnya ada indeks daftar RS, Toko Buku, Restoran (dengan ejaan Rablish= Arab-English; halah ngarang dhewe), dilengkapi juga Peta Arafah dan Mina yang disertai legenda lokasi perkemahan jemaah Asia Tenggara…Yippy… Makasih banget lho, Mi…

Meskipun ada peta, gak membuat saya pede jalan2 di sana sendirian, gak kayak kalo di Indonesia. Bagaimanapun, adat istiadat di tempat yang akan kita kunjungi harus kita junjung. Apalagi kalo demi keamanan kita selama berada di sana.

Sekalian juga mau share bahan bacaan yang asyik buat teman2 yang akan menunaikan ibadah umroh atau syukur haji dalam waktu dekat:

  • Menjadi Manusia Haji oleh Ali Syariati (Jalasutra). Aslinya buku ini berjudul Haji, tetapi di Indonesia diterjemahkan oleh banyak penerbit dengan berbagai macam judul, diantaranya: Makna Haji (Pustaka Zahra)
  • Menjawab Masalah Haji, Umrah & Qurban oleh Yusuf Qardhawi (Embun Publishing).
  • Do’a oleh Miftah Farid
  • Panduan Ibadah Haji bagi Perempuan oleh Brilyantini (Hikmah)
  • Oman, UAE & Arabian Peninsula (Lonely Planet)
  • Modul - Modul Pelatihan bagi Petugas Haji yang menyertai Kloter (Depag) –> yang terakhir ini khusus buat saya :)

Oya, selain itu mau share juga soal vaksin Meningitis yang merupakan syarat pengurusan Visa untuk masuk Arab Saudi. Beberapa waktu terakhir ini vaksin tersebut susah banget dicari di mana2, incl saya dan suami yang sudah mengontak produsennya. Ternyata vaksin tersebut menghilang karena gagal panen (kayak tenaman aja, tapi bener lho… kan vaksin itu dibiakkan). So, kalo ada teman2 yang dalam beberapa bulan mendatang sampai 2 tahun ke depan ada rencana umroh atau malah berhaji, sebaiknya proaktif cari vaksin itu duluan deh, jangan ngandalin travel.

Kenapa saya menyarankan hal di atas? Karena perlindungan vaksin itu memiliki waktu yaitu 10 hari sampai 3 tahun, sehingga kalo divaksinnya satu hari sebelum berangkat ya manfaatnya gak maksimal. Kebalikannya kalo kita vaksin sampai 2 tahun sebelum tanggal keberangkatan, sertifikat vaksinnya masih bisa diterima. Denger2 sih bulan2 September - Oktober vaksinnya dah ada lagi.

Sedangkan buat manasik, ada banyak tempat untuk belajar. Bisa di KBIH atau buat yang terdaftar sebagai Jemaah Calon Haji biaya yang dibayarkan termasuk dapat manasik 14 kali di tingkat kecamatan dan kabupaten/ kota.

Moga2 bisa berguna bagi teman2 sekalian :)

Saturday, August 2, 2008

Sate Lembut

Saat ke Jakarta bulan lalu, saya memang terpaksa melewatkan makan Mie Aceh dan Nasi Uduk Kebon Kacang, karena masalah waktu n beda selera ama dokterearekcilik. Sebagai gantinya, adik saya menyarankan mencoba sate lembut dan laksa yang juga terdapat di daerah Kebon Kacang yang baru saja diliput oleh teman2nya dari salah satu stasiun teve swasta di Indonesia.

Untungnya, supir yang mengantar kami cukup tahu jalan menuju tempat sate lembut yang lumayan mblusuk. Sempat pesimis juga karena jalan yang dilalui makin sempit, apalagi setelah berhenti di sebuah rumah sederhana yang dibilang adik saya, “ini tempatnya”.

Kemudian kami segera memedan 3 porsi Laksa dan 3 porsi Sate Lembut. Yang sampai duluan tentunya Laksa, karena satenya masih dibakar. Tanpa banyak omong, dokterearekcilik n Adhi langsung menyantap Laksa tersebut. Well, sebagai blogger saya jelas langsung memotret laksa tersebut dan menunggu sate matang karena harus menyandingkannya bersama ;)

Sate datang saat Laksa di piring Adhi dan dokterearekcilik tinggal separuh. Mereka lagi - lagi langsung menyerbu, sedangkan saya tentunya langsung memainkan Ixus 75 :D Sebagai info, sate ini dibuat dari campuran daging dan kelapa yang dicincang halus dan dililitkan ke tusuk sate. Rasanya cukup gurih disertai rasa kelapa yang cukup menonjol. Porsi Laksa yang cukup besar membuat saya merelakan beberapa tusuk sate dimakan Adhi. Oya, laksanya sendiri berisi lontong, perkedel, bihun dan kuah yang berwarna kekuningan.

Saat membayar saya kaget juga nih… Karena untuk makan dan minum 4 orang di warung yang relatif sederhana tersebut menghabiskan 128 ribu :( Meskipun enak tapi tetep aja kaget. Ternyata 1 porsi laksa dihargai 12 ribu dan 10 tusuk sate lembut dihargai 18 ribu, ditambah jus jeruk yang gak seberapa enak 5 ribu.
Moral of the story: Selalu tanyakan harga di tempat yang tidak menyediakan daftarharga, sesederhana apapun tempatnya :D

Rumah Makan Betawi H. Rohma
Jl. Kebon Kacang V/29, Tanah Abang
Jakarta Pusat