Monday, April 30, 2007

Travelers' Tale Belok kanan: Barcelona!

Hayah... judul apaan tuh! Travelers' Tale Belok Kanan: Barcelona! adalah judul buku yang saya beli minggu lalu. Eye catching banget judulnya, makanya saya langsung mendatangi tuh buku, n setelah baca sinopsisnya di bagian belakang, langsung saya putuskan untuk membelinya.
Setelah dibaca... Wow keren banget... Seakan2 mengalami perjalanan itu sendiri dan bikin pengen segera backpacking!!!
Penasaran? Ceritanya ada 4 sahabat yang tinggal di 4 negara yang berbeda, salah satu dari mereka mengabari akan menikah bulan depan di Barcelona, sontak ketiga sahabat lainnya tercengang dan segera menyusul ke Barcelona untuk meminta penjelasan tidak sekedar menghadiri pernikahan itu...
Perjalanan keempat sahabat ini(termasuk si calon manten) yang diangkat di dalam buku ini yang membuat saya terngiler-ngiler untuk segera backpacking juga...
Apalagi di antara halaman2 buku cerita ini tersedia rangkaian saran untuk para backpackers, terutama yang baru pertama kali melakukan backpacking.
Kayaknya kalau buat saya ya cukup keliling ASEAN dulu aja deh, nggak usah sampai ke Barcelona (duit dari mana pula :-( )
Oya uniknya buku ini dikarang oleh 4 orang pengarang: Adhitya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidajat, dan Ninit Yunita, yang kayaknya mewakili masing2 tokoh dalam buku ini.
Backpacking yuk!!!

Thursday, April 19, 2007

Buku Baru (lagi...)

Bukan buku sih tapi komik: DETEKTIF CONAN 47

Monday, April 16, 2007

Laporan Pandangan Mata: Simposium Dermatosis Bulosa (1)

Tgl 14 April yang lalu saya berkesempatan menghadiri Simposium Dermatosis Bulosa yang diadakan oleh Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) yang diadakan di Hotel Sheraton, Surabaya.

Acara dimulai pukul 08.45 dengan pembukaan oleh ketua panitia dan KSDAI, kemudian dilanjutkan dengan kuliah Gambaran Umum Dermatosis Bulosa pada Bayi dan Anak yang dibawakan oleh Prof. Dr. Siti Aisah Boediardja, dr, SpKK. Dalam kesempatan ini disampaikan bahwa kejadian akut dermatosis vesikobulosa umumnya terjadi akibat infeksi, trauma dan alergi, sedangkan yang kronik residif lebih sering dijumpai pada penyakit autoimun dan genodermatosis.
Selain itu disampaikan pula klasifikasi dan diagnosis bandingnya.

Berikutnya, dr. Sugastiasri Sumaryo, SpKK membawakan tentang etiopatogenesis dan penatalaksanaan varisela.
Hal yang menarik adalah saat pembahasan kapan anak ini masuk sekolah, karena biasanya saat masih ada krusta anak masih dilarang masuk oleh pihak sekolah karena dianggap masih menular. Padahal penularan terjadi pada saat awal anak mulai sakit, dan inkubasi antara 10-21 hari, sehingga ada kesan saat si anak masuk dengan krusta , lalu temannya ada yang mulai sakit maka si anak ini yang baru sembuh ini yang 'dituduh' masih belum sembuh dan menular.
Sedangkan untuk perawatan di rumah, mengatasi rasa gatal dapat dilakukan dengan kompres dingin atau losio kalamin. Bila lesi mash vesikuler dapat diberikan bedak dengan antipruritus (mentol 0,25-0,5%) agar tidak mudah pecah. Bila sudah pecah atau terbentuk krusta dapat diberikan salep antibiotik(tapi dr. Sugastiasri juga sempat menyebut salep asiklovir) untuk mencegah infeksi sekunder.
Mengenai imunisasi varisela sebaiknya diberikan pada mulai anak usia 1 tahun sampai12 tahun, sebanyak 1 dosis. Sedangkan usia >12 tahun - dewasa, sebaiknya diberikan dua dosis dengan jarak 1 bulan.

Kuliah selanjutnya disampaikan oleh dr. Iskandar Zulkarnain, SpKK yang membahas mengenai etiopatogenesis dan penatalaksanaan impetigo.
Impetigo ini merupakan infeksi kulit superfisial yang biasanya disebabkan Staphylococcus aureus dan Streptococcus grup A.
Untuk impetigo yang ringan dapat diberikan salep antibiotik yaitu asam fusidat atau mupirocin 3x sehari selama 7 sampai 10 hari. Sedangkan antibiotik sistemik diberikan pada kasus impetigo yang berat untuk mencegah komplikasi Post Streptococcal Glomerulonephritis, Selulitis dan Infeksi oleh MRSA. Antibiotik pilihan antara lain flucloxacillin dan eritromisin.
Sedangkan untuk perawatan kulit antara lain dengan cara membersihkan kulit anak dengan antiseptik topikal (chlorhexidine 0,05%, povidone iodine 10% dan NaCl 0,9%), melepaskan krusta agar antibiotik topikal dapat masuk ke dasar permukaan kulit, menjaga kuku anak agar tetap bersih, mencuci bahan yang terkontaminasi

Phuuuh capek...Yang sesi 2 (dermatosis bulosa yang kronik residif) disambung kesempatan berikutnya ya... mau berangkat praktek dulu nih...

Monday, April 9, 2007

Numpang Lewat

Hmmm, lagi gak ada ide nih mau nulis apa.
Numpang lewat aja ya...
Menyusul laporan pandangan mata dari simposium dermatosis bullosa pada bayi dan anak